Unknown
Oktober 20, 2017
0 Comments
Cari Blog Ini
Tampilkan postingan dengan label Pengantar Bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengantar Bisnis. Tampilkan semua postingan
Jumat, 20 Oktober 2017
Kamis, 19 Oktober 2017
Unknown
Oktober 19, 2017

·
Mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar tentang perkembangan
manajemen produksi dengan baik.
·
Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan fungsi manajemen
produksi dengan tepat.
1.
Perkembangan Manajemen
Produksi
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya factor :
·
Adanya
pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi
Agar produksi efektif dan efisien, produsen
hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja
memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila
disertai dengan pengolahan yang baik dan akan mengurangi biaya produksi
sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.
·
Revolusi
Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa
penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan
perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan
tekhnik di Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan
perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih
kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1.
Bertambahnya penggunaan
mesin
2.
Efisiensi produksi batu
bara, besi, dan baja,
3.
Pembangunan jalan kereta
api,alat transportasi, dan komunikasi.
4.
Meluasnya system perbankan
dan perkreditan.
Industialisasi ini
meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan
pemasaran.
·
Perkembangan
alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan computer. Sehingga
pada banyak hal manajer produsi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam
bisnisnya.
·
Perkembangan
ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan
model keputusan. Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji
pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan
sebagai berikut :
ü
Pengamatan (observasi) atas
metode kerja yang berlaku.
ü
Pengamatan terhadap metode
kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah.
ü
pelatihan pekerja dengan
metode baru.
ü
pemanfaatan umpan balik
dalam pengelolaa atas proses kerja.
Pengertian Manajemen ProduksiManajemen
Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan/ koordinasi kegiatan orang lain.
Ø Organisasi
yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen.
Ø Manajemen
Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan
sumber-sumber daya.
Dalam peningkatan produktivitas dijumpai 2 permasalahan
penting, yaitu:
1. Produktifitas
akan meningkat apabila terdapat perbaikan kondisi kerja
2. Beberapa
peningkatan produktivits tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan.
2.
Pengertian produksi
§ Suatu
kegiatan atau proses yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).
§ Kegiatan
yang menghasilkan barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri,
suku cadang maupun komponen-komponen penunjang.
§ Kegiatan
yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang
atau jasa.
Utilitas / Kegunaan
(Utility) adalah kemampuan suatu produk untuk memuaskan
keinginan manusia (konsumen).
Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi:
Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi:
1. Utilitas
waktu
Perusahaan membuat produk tersedia sewaktu
konsumen menginginkannnya. Misalnya hiasan pohon natal di waktu natal.
2. Utilitas
tempat
Produk-produk tersedia di tempat yang sesuai
bagi konsumen.
3. Utilitas
kepemilikan
Dengan membuat suatu produk tersedia bagi
konsumen untuk dimiliki dan digunakan.
4. Utilitas
bentuk
Dengan mengubah bahan mentah menjadi barang
jadi, produksi menyebabkan produk-produk menjadi tersedia.
Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan
Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan
masukan(input) menjadi
keluaran(output).
Proses ProduksiProses Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu:
Proses ProduksiProses Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu:
1. Kelangsungan
hidup
·
Produksi terus-menerusDilakukan sebagai
proses untuk mengubah bentuk barang-barang.walaupun terjadi perubahan bentuk
barang-barangtetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alatmesin.proses ini
menghasilkan produk yang standar(massal).
·
Produksi yang terputus-putusProses produksi
ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat dan
penyesuaian terus-menerus.
2. Teknik
·
Proses Ekkstraktif
·
Proses analitis
·
Proses Pengubahan
·
Proses Sintetis
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen ProduksiDilihat
dari
kondisi keputusan yang
harus diambil, dibedakan menjadi:
1. Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang pasti
2. Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3. Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4. Pengambilan
keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung Jawab
keputusan Utama, yaitu :
1. Proses
2. Kapasitas
3. Persediaan
4. Tenaga
Kerja
5. Mutu/Kualitas
6. Ruang
Lingkup Manajemen Produksi
3.
Perencanaan system produksi
Perencanaan
operasi dan system pengendalian produksi. Manajemen produksi mencakup
perancangan atau penyiapan sistem produksi serta pengoprasiannya.
Penambahan dan perancangan sistem produksi meliputi :
Penambahan dan perancangan sistem produksi meliputi :
1. Seleksi
dan desain hasil produksi
2. seleksi
dan perancangan proses serta peralatan
3. Pemilihan
lokasi perusahaan serta unit produksi
4. rancangan
tata letak dan arus kerja
5. Rancangan
tugas
6. Strategi
produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas#
4.
Fungsi Serta Sistem Produksi Dan Operasi
A. Fungsi
Produksi dan Operasi
Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi
Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi
·
Proses Pengolahan
·
Jasa-jasa penunjang
·
Perencanaan
·
Pengendalian /pengawasan
Proses Produksi dapat
ditinjau dari 2 segi yaitu:
1. Proses
Operasi / Produksi
serangkaian metode dan
teknologi yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa.
Jenis produksi dapat
diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-proses operasinya.
Barang-barang produk berdasarkan apakah proses operasinya mengkombinasikan
sumber daya atau dipecah menjadi beberapa bagian komponen. Kita dapat
menjabarkan jasa berdasarkan tingkat kontak dengan pelanggan yang dibutuhkan.
2. Proses
Pabrikasi Barang
Proses Analitis vs
Sintetis, seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat
analitis atau sintetis dari proses transformasi.
·
Proses analitis: proses produksi yang
menguraikan sumber-sumber daya menjadi komponen untuk menciptakan produk-produk
jadi.
·
Produksi sintetis : proses produksi yang
mengkombinasikan bahan-bahan mentah untuk memproduksi suatu barang jadi.
·
Proses jasa : Tingkat kontak dengan pelanggan
Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
·
Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara
jasa dengan konsumen dimana konsumen menerima jasa sebagai bagian dari sistem.
Misalnya jasa transportasi.
·
Proses kontak rendah: tingkat kontak antara
jasa dengan konsumen dimana konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem
dalam menerima jasa. Misalnya penyetoran giro di bank, nasabah tidak mengikuti
proses perbankannya.
Proses Produksi dapat ditinjaui dari dua segi yaitu:
a. Kelangsungan
Hidup
i. Produksi
terus-menerus (Continuous Production)
Produksi terus menerus
dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang. Dalam proses
produksi ini, walaupun terjadi perubahan model, susunan dan fungsi alat-alat
mesin yang dipakai tidak berubah. Misalnya penggergajian kayu mengubah balok
menjadi papan, karet menjadi ban atau pun proses perakitan mobil, walaupun
terjadi perubahan bentuk tetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat
mesin. Proses produksi ini menghasilkan produk yang standar (massal).
ii. Produksi
yang terputus-putus (Intermitten Production)
Proses produksi tidak terus
menerus atau operasi seringkali terhenti guna mengubah alat-alat, pengaturan
kembali alat-alat dan penyesuaian yang terus menerus diadakan sesuai dengan
tuntutan produk yang akan dihasilkan. Proses produksi ini dilakukan berdasarkan
pesanan yang sesuai dengan keperluan pemesan.
b. Teknik
i.
Proses ekstraktif : suatu proses pengambilan
langsung dari alam seperti kayu, perikanan, pertambangan.
ii.
Analitis : Proses memisahkan bahan-bahan
seperti minyak mentah menjadi minyak bersih.
iii.
Proses Pengubahan: Proses perubahan bentuk
seperti alat-alat rumah tangga.
iv.
Proses Sintetis: Proses mencampur dengan
unsur-unsur lain seperti bahan-bahan kimia
Pemilihan Lokasi PabrikPenentuan atau pemilihan
lokasi pabrik adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam
persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus
mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.

5.
Tujuan
Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya
adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien.
Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi
barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan
biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik
Faktor utama :
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik
Faktor utama :
>Lingkungan masyarakat
> Kedekatan dengan pasar
> Tenaga kerja
> Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok
> Fasilitas dan biaya transportasi
> Sumberdaya alam lainnya
Faktor sekunder:
> Harga tanah
> Dominasi masyarakat
> Peraturan tenaga kerja
> Rencana tata ruang
> Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing
> Tingkat pajak
> Cuaca/iklim
> Keamanan
> Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan
situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor
terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
> Dekat dengan pasar
> Dekat dengan sumber bahan baku saja
> Tersedia tenaga kerja
Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
> Dekat dengan pasar
> Dekat dengan sumber bahan baku saja
> Tersedia tenaga kerja
Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
> Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
> Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
> Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
> Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
Melihat kemungkinan beberapa
alternatif daerah yang akan dipilih. Melihat pengalaman orang lain dan
pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik. Mempertimbangkan
dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.
Sebelum masuk ke dalam kesimpulan, ini ada contoh video tentang perencanaan produksi . Mari kita lihat !
Sebelum masuk ke dalam kesimpulan, ini ada contoh video tentang perencanaan produksi . Mari kita lihat !
Kesimpulan:
Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen
yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu
barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan
yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa
yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan
lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan
luas dan pola produksi;penyusunan layout & job design; serta penentuan
standar kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan
proses produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan
kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan
kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
Sumber referensi:
Sumber referensi video:
Unknown
Oktober 19, 2017
Tujuan pembelajaran:
·
Mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar manajemen
sumber daya manusia termasuk definisi
·
Mahasiswa dapat mengetahui model manajemen sumber daya
manusia
·
Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan tujuan manajemen
sumber daya manusia.
Sebelum menuju materi ,yuk kita lihat sedikit cuplikan dari sebagian materi yang akan kita pelajari nantinya :
Sebelum menuju materi ,yuk kita lihat sedikit cuplikan dari sebagian materi yang akan kita pelajari nantinya :
A.
Pengertian
manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai
masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja
lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi
sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD
atau human resource department.
Menurut A.F. Stoner, manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur
yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau
perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan
jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen
sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang
memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut
para ahli:
1. Menurut Melayu
SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Menurut Henry
Simamora.
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
3. Menurut Achmad
S. Rucky
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.
4. Menurut Mutiara
S. Panggabean
MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembngan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembngan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas, menurut Mutiara S. Panggabaean bahwa, kegiatan di
bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari
sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis
dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja
meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja. Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.Unsur manajemen (Tool of management), biasa dikenal market/marketing, pasar
meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja. Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.Unsur manajemen (Tool of management), biasa dikenal market/marketing, pasar
B. Model Manajemen Sumber Daya Manusia
Di dalam memahami berbagai permasalahan pada manajelen sumber daya manusia
dan sekaligus dapat menentukan cara pemecahannya perlu diketahui lebih dahulu
model-model yang digunakan oleh perusahaan kecil tidak bias menerapkan model
yang biasa digunakan oleh perusahaan besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam
perkembangan model-model ini berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi serta
tuntutannya. Untuk menyusun berbagai aktifitas manajemen sumber daya manusia
ada 6 (enam) model.
Manajemen
sumber daya manusia yaitu:

1. Model Klerikal
Dalam model ini fungsi departemen sumber daya manusia yang terutama adalah memperoleh dan memelihara laporan, data, catatan-catatan dan melaksanakan tugas-tugas rutin. Fungsi departemen sumber daya manusia menangani kertas kerja yang dibutuhkan, memenuhi berbagai peraturan dan melaksanakan tugas-tugas kepegawaian rutin.
Dalam model ini fungsi departemen sumber daya manusia yang terutama adalah memperoleh dan memelihara laporan, data, catatan-catatan dan melaksanakan tugas-tugas rutin. Fungsi departemen sumber daya manusia menangani kertas kerja yang dibutuhkan, memenuhi berbagai peraturan dan melaksanakan tugas-tugas kepegawaian rutin.
2. Model Hukum
Dalam model ini, operasi sumber daya manusia memperoleh kekutannya dari keahlian di bidang hukum. Aspek hukum memiliki sejarah panjang yang berawal dari hubungan perburuhan, di masa negosiasi kontrak, pengawasan dan kepatuhan merupakan fungsi pokok disebabkan adanya hubungan yang sering bertentangan antara manajer dengan karyawan.
Dalam model ini, operasi sumber daya manusia memperoleh kekutannya dari keahlian di bidang hukum. Aspek hukum memiliki sejarah panjang yang berawal dari hubungan perburuhan, di masa negosiasi kontrak, pengawasan dan kepatuhan merupakan fungsi pokok disebabkan adanya hubungan yang sering bertentangan antara manajer dengan karyawan.
3. Model Finansial
Aspek pinansial manajemen sumber daya manusia belakangna ini semakin berkembang karena para manajer semakin sadar akan pengaruh yang besar dari sumber daya manusia ini meliputi biaya kompensasi tidak langsung seperti biaya asuransi kesehatan, pension, asuransi jiwa, liburan dan sebagainya, kebutuhan akan keahlian dalam mengelola bidang yang semakin komplek ini merupakan penyebab utama mengapa para manajer sumber daya
manusia semakin meningkat.
Aspek pinansial manajemen sumber daya manusia belakangna ini semakin berkembang karena para manajer semakin sadar akan pengaruh yang besar dari sumber daya manusia ini meliputi biaya kompensasi tidak langsung seperti biaya asuransi kesehatan, pension, asuransi jiwa, liburan dan sebagainya, kebutuhan akan keahlian dalam mengelola bidang yang semakin komplek ini merupakan penyebab utama mengapa para manajer sumber daya
manusia semakin meningkat.
4. Model Manjerial
Model manajerial ini memiliki dua versi yaitu versi pertama manajer sumber daya manusia memahami kerangka acuan kerja manajer lini yang berorientasi pada produktivitas. Versi kedua manajer ini melaksanakan beberpa fungsi sumber daya manusia.
Departemen sumber daya manusia melatih manajer lini jdalam keahlian yang diperlukan untuk menangani fungsi-fungsi kunci sumber daya manusia seperti pengangkatan, evaluasi kinerja dan pengembangan. Karena karyawan pada umumnya lebih senang berinteraksi dengan manajer mereka sendiri disbanding dengan pegawai staf, maka beberapa departemen sumber daya manusia dapat menunjukan manajer lini untuk berperan sebagai pelatih dan fasilitator.
Model manajerial ini memiliki dua versi yaitu versi pertama manajer sumber daya manusia memahami kerangka acuan kerja manajer lini yang berorientasi pada produktivitas. Versi kedua manajer ini melaksanakan beberpa fungsi sumber daya manusia.
Departemen sumber daya manusia melatih manajer lini jdalam keahlian yang diperlukan untuk menangani fungsi-fungsi kunci sumber daya manusia seperti pengangkatan, evaluasi kinerja dan pengembangan. Karena karyawan pada umumnya lebih senang berinteraksi dengan manajer mereka sendiri disbanding dengan pegawai staf, maka beberapa departemen sumber daya manusia dapat menunjukan manajer lini untuk berperan sebagai pelatih dan fasilitator.
5. Model
Humanistik
Ide sentral dalam model ini adalah bahwa, departemen sumber daya manusia dibentuk untuk mengembangkan dan membantu perkembangan nilai dan potensi sumber daya manusia didalam organisasi. Spesialis sumber daya manusia harus memahami individu karyawan dan membantunya memaksimalkan pengembangan diri dan peningkatan karir. Model ini menggabarkan tumbuhnya perhatian organisasi terhadap pelatihan dan pengembangan karyawan mereka.
Ide sentral dalam model ini adalah bahwa, departemen sumber daya manusia dibentuk untuk mengembangkan dan membantu perkembangan nilai dan potensi sumber daya manusia didalam organisasi. Spesialis sumber daya manusia harus memahami individu karyawan dan membantunya memaksimalkan pengembangan diri dan peningkatan karir. Model ini menggabarkan tumbuhnya perhatian organisasi terhadap pelatihan dan pengembangan karyawan mereka.
6. Model Ilmu
Perilaku
Model ini menganggap bahwa, ilmu perilaku seperti psikologi dan perilaku organisasi merupakan dasar aktivitas sumber daya manusia. Prinsipnya adlah bahwa sebuah pendekatan sains terhadap perilaku manusia dapa diterpkan pada hampir semua permasalahan sumber daya manusia bidang sumber daya manusias yang didasarkan pada prinsip sains meliputi teknik umpan balik, evaluasi, desain program dan tujuan pelatihan serta manajemen karir.
Model ini menganggap bahwa, ilmu perilaku seperti psikologi dan perilaku organisasi merupakan dasar aktivitas sumber daya manusia. Prinsipnya adlah bahwa sebuah pendekatan sains terhadap perilaku manusia dapa diterpkan pada hampir semua permasalahan sumber daya manusia bidang sumber daya manusias yang didasarkan pada prinsip sains meliputi teknik umpan balik, evaluasi, desain program dan tujuan pelatihan serta manajemen karir.
C.
Fungsi
manajemen
1.
Perencanaan
Perencanaan adalah usaha sadar dalam pengambilan
keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.
2.
Rekrutmen
Menurut Schermerhorn, 1997 Rekrutmen (Recruitment)
adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong.
Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari
orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi
pekerjaan.
3.
Seleksi
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan
tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap
awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar
riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar
dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal
memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat
terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan
proses seleksi lainnya.
4.
Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran
yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk
meningkatkan kinerja tenga kerja.(Simamora:2006:273).
Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003.
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan
individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam
perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan.
Menurut (Hani Handoko:2001:104) pengertian latihan dan
pengembangan adalah berbeda. Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki
penguasaan berbagal ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci
dan rutin. Yaitu latihan menyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (Developrnent)
mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian.
5.
Evalauasi Kinerja
Evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi
manajemen lainnya, yaitu perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan,
pemantauan (monitoring) dan pengendalian. Terkadang fungsi monitoring dan
fungsi evaluasi, sulit untuk dipisahkan. Penyusunan sistem dalam organisasi dan
pembagian tugas, fungsi serta pembagian peran pihak-pihak dalam organisasi,
adakalanya tidak perlu dipisah-pisah secara nyata. Fungsi manajemen puncak
misalnya, meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh
karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu
rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka, baik secara reguler maupun dalam
menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya.
Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi
tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan
sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi
berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi
manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.
manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.
6.
Komensasi
Pmberian balas jasa langsung dan tidak langsung
berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa( output) yang
diberikannya kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai
prestasi dan tanggung jawab.
7.
Pengintegrasian
Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan
dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi da saling
menguntungkan.
8.
Pemeliharaan
Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta kerjasama yang panjang.
9.
Pemberhentian
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan
kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antar pekerja dan pengusaha. Sedangkan menurut Moekijat mengartikan
bahwa Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerjas seseorang karyawan dengan
suatu organisasi perusahaan.
D.
4 (Empat)
tujuan manajemen SDM adalah sebagai berikut:
1.
Tujuan Sosial
Tujuan sosial manajemen sumber daya manusia adalah
agar organisasi atau perusahaan bertanggungjawab secara sosial dan etis
terhadap keutuhan dan tantangan masyarakat dengan meminimalkan dampak
negatifnya.
2.
Tujuan Organisasional
Tujuan organisasional adalah sasaran formal yang dibuat
untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.
3.
Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan
kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
4.
Tujuan Individual
Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap
anggota organisasi atau perusahaan yang hendak mencapai melalui aktivitasnya
dalam organisasi.
Kesimpulan:
Dalam konsep MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia)
modern, Sumber Daya Manusia (Man Power) dipandang sebagai salah satu asset
perusahaan yang sangat penting dengan terminologi Human Capital.
Man Power
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kesuksesan suatu
perusahaan, oleh karena itu kunci keberhasilan MSDM adalah bagaimana mengelola
SDM (Man Power) yang ada untuk dapat dibina, dipelihara dan dioptimalisasikan
secara efisien dan se-efektif mungkin dengan pola-pola pendekatan
profesionalisme dalam bekerja.
MSDM dituntut
menemukan strategi – strategi HR yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang semakin berkembang dan berubah-ubah dengan cepatnya, iklim persaingan
semakin ketat dan meng-global, strategi – strategi diterapkan dalam rangka
menemukan formulasi yang paling efektif dan efisien dalam penggunaan Man Power.
Organisasi perusahaan sudah semakin dirampingkan, model organisasi piramidal
yang mengenal banyaknya jenjang dan birokrasi yang berbelit sudah semakin
ditinggalkan, organisasi yang lebih datar mulai diterapkan dengan rantai
komando yang lebih efektif namun dengan tetap mengacu pada prosedur – prosedur
kerja yang ketat. Hal ini dapat diakomodir dengan pola pendekatan MSDM modern
yang menerapkan strategi – strategi HR yang mengarah pada peningkatan
profesionalisme SDM dan penyerapan teknologi informasi.
Sumber referensi:
Sumber
referensi video: