Bab 1
ANGGARAN PENJUALAN
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan
anggaran penjualan.
2.
Mengetahui apa manfaat dari
anggaran penjualan.
3.
Mengetahui bagaimana konsep
anggaran penjualan.
4.
Mengetahui bagaimana penetapan
harga jual produk dalam anggaran penjualan.
5.
Mengetahui bagaimana pengaruh upaya
marketing terhadap volume penjualan.
6.
Mengetahui bagaimana langkah dalam
menyusun rencana penjualan
1.
PENGERTIAN
ANGGARAN PENJUALAN
Pengertian
anggaran penjualan menurut M. Nufarin
(2007) yaitu:
Anggaran
penjualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk
yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu.
Selain itu
menurut Darsono dan Ari Purwanti (2008)
anggaran penjualan adalah:
Anggaran
penjualan ialah rencana pendapatan (revenue)
perusahaan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih.
Sedangkan menuurut
Tendi dan Sri Rahayu (2007)
pengertian anggaran penjualan adalah sebagai berikut :
Anggaran
penjualan ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan
perusahaan selama periode yang akan datang yang didalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga
barang, waktu penjualan serta tempat atau daerah penjualannya.
Dari
definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan merupakan dasar
penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum
menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran penjualan disebut dengan
anggaran kunci.
2.
MANFAAT
ANGGARAN PENJUALAN
Menurut Welsch Hilton dan Gardon (2000),
manfaat anggaran penjualan yaitu:
a.
Untuk mengurangi ketidakpastian
tentang pendapatan dimasa datang.
b.
Untuk memasukkan kebijakan dan
keputusan manajemen ke dalam proses perencanaan (misalnya dalam rencana
pemasaran).
c.
Untuk memberikan informasi penting
yang berisi pembentukan elemen lain dari rencana laba yang menyeluruh.
d.
Untuk memudahkan pengendalian
manajemen atas kegiatan penjualan yang dilakukan.
3.
KONSEP
ANGGARAN
3 1 KONSEP ANGGARAN PENJUALAN
Penyusunan konsep anggaran penjualan dapat dikatakan
mencakup segala kegiatan dibidang penjualan. Komponen-komponen pokok konsep
Anggaran penjualan sebagai berikut:
1. Dasar-dasar
penyusunan anggaran:
a.
Menyusun tujuan perusahaan
b.
Menyusun strategi perusahaan
c.
Menyusun forecast penjualan.
2. Menyusun Anggaran penjualan:
a. Anggaran
promosi dan advertensi
b. Anggaran
biaya-biaya penjualan
c. Rencana
pemasaran.
Dengan pengertian bahwa forecasting dan kontrol atas penjualan dapat dilakukan, maka semua
kegiatan tersebut disusun rencananya secara terperinci. Dasar-dasar penyusunan
anggaran digunakan sebagai pegangan pokok dalam hal ini penyusunan anggaran
penjualan harus sesuai dengan tujuan umum perusahaan dan strategi perusahaan.
Anggaran penjualan disusun dengan menggunakan berbagai
pendekatan (approach). Jadi bukannya
tanpa pertimbangan sama sekali. Masing-masing cara pendekatan mempunyai
konsekuensi yang berbeda-beda, sehingga perlu di pertimbangkan, cara pendekatan
mana yang paling menguntungkan.
Dalam melakukannya perlu dipertimbangkan beberapa
faktor, seperti:
1.
Karakteristik pasar yang dihadapi perusahaan seperti:
a. Luas pasar:
· bersifat
lokal,
· bersifat
regional,
· bersifat
nasional
b. Keadaan Persaingan:
· bersifat
monopoli,
· bersifat
persaingan bebas,
· bersifat
persaingan monopolistis atau persaingan bebas.
c. Kemampuan pasar untuk menyerap
barang
d. Keadaan/sifat konsumen, apakah
konsumennya merupakan:
· konsumen
akhir,
· konsumen
industri
2. Kemampuan Finansial
· Kemampuan
membiayai penelitian pasar yang dilakukan.
·
Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk
mencapai target penjualan (modal kerja)
·
Kemampuan membeli bahan mentah
untuk dapat memenuhi target penjualan.
Seumpama perusahaan akan menentukan suatu target
penjualan tertentu. Sebelumnya harus dipertimbangkan apakah ada uang yang cukup
untuk membeli bahan mentah, membiayai penelitian, membiayai kegiatan promosi,
agar target tersebut dapat dicapai.
3. Keadaan Personalia / SDM
·
apakah jumlah tenaga kerja yang
tersedia cukup, kurang atau berlebihan
·
apakah tenaga yang tersedia mampu
untuk melakukan tugas- tugasnya agar target yang ditentukan tercapai.
4. Dimensi Waktu
Hal ini perlu diperhatikan sebab apabila membuat
rencana terlalu awal, kemungkinan akan terjadi perubahan keadaan, juga perlu
dipertimbangkan sampai seberapa lama rencana yang disusun tersebut masih reliable.
5
Faktor Teknis
Apakah kemampuan secara teknis (mesin
dan peralatan) memadai untuk memenuhi target penjualan yang dianggarkan.
32 KONSEP ANGGARAN PENJUALAN KOMPREHENSIF
Penyusunan konsep anggaran
penjualan dapat dikatakan mencakup segala kegiatan dibidang penjualan.
Komponen-komponen pokok konsep anggaran penjualan adalah:
1.
Komponen dasar penyusunan
anggaran penjualan komprehensif
a.
Mengidentifikasi dan
mengevaluasi variabek eksternal
b.
Menyusun tujuan perusahaan
c.
Menyusun strategi
perusahaan
d.
Menyusun forecast penjualan
2.
Komponen untuk menyusun
anggaran penjualan
Bagan 5.3
Komponen untuk menyusun anggaran penjualan
Komponen
|
Rencana
startegis
|
Rencana
taktis
|
|
Luas
dan umum
|
Terima
dan spesifik untuk tahun tersebut
|
|
Tahunan,
kelompok utama
|
Terinci,
menurut produk dan pertanggung jawaban
|
|
Umur,
per tahun
|
Terinci
dan spesifik untuk tahun tersebut
|
|
Total
biaya tetap dan biaya variabel menurut tahun
|
Biaya
tetap dan variabel per bulan dan pertanggungjawaban
|
3.
Komponen biaya pemasaran yang
dianggarkan sebagai bagian yang tak terpisahkan di anggaran penjualan.
Langkah yang diperlukan untuk
menyusun rencana penjualan komprehensif
Manajemen
perlu menentukan serangkaian langkah dalam menyusun rencana penjualan
komprehensif agar diperoleh rencana penjualan yang tepat. Berdasar komponen
yang diperlukan untuk menyusun perencanaan penjualan, maka berikut ini terdapat
tujuh langkah yang diperlukan untuk menyusun rencana penjualan komprehensif
antara lain:
1.
Membuat pedoman manajemen
untuk perencanaan penjualan
Pada
dasarnya pembuatan pedoman rencana penjualan memerlukan partisipasi semua
tingkatan manajemen karena pedoman tersebut akan digunakan untuk mencapai
koordinasi dan keseragaman dalam proses perencanaan penjualan. Pedoman tersebut
harus menekankan pada tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan strategi penjualan.
Pedoman juga harus mendapat perhatian langsung, misalnya tentang jenis produk,
kebijakan harga, market share, strategi-strategi pemasaran dan posisi dalam
persaingan pasar.
2.
Menyiapkan ramalan/forecast penjualan
Setiap
ramalan (forecast) yang dipersiapkan
harus menjelaskan asumsi yang mendasarinya.pada langkah 1 pedoman manajemen
harus memberikan asumsi yang luas. Forecast penjualan harus terdiri dari
forecast penjualan strategis dan taktis yang konsisten dan sesuai dengan
dimensi waktu yang digunakan pada rencana laba komprehensif.
3.
Menyusun semua data yang
relevan
Semua
informasi yang relevan dalam pembuatan rencana penjualan komprehensif harus
dikumpulkan dan dievaluasi. Informasi ini harus berkaitan dengan hambatan dan
peluang. Hambatan utama yang harus dievaluasi mencakup kapasitas pabrik,
sumber-sumber bahan mentah dan perlengkapan, ketersedian SDM, modal, dan
alternatif jalur-jalur distribusi. Sedangkan peluang penjualan termasuk perancangan
kembali produk lama, dan pengenalan produk baru, perubahan area-area penjualan,
inovasi harga, kemasan yang menarik, inovasi periklanan, dan strategi pemasaran
yang baru.
4.
Informasi tentang pesaing
utama perusahaan
Pesaing
utama adalah pesaing yang berusaha memuaskan pelanggan dan kebutuhan yang sama
dan mengajukan penawaran yang sama. Dalam hal ini perusahaan harus mampu
mengidentifikasi strategi, tujuan, kekuatan dan kelemahan, dan pola reaksi
pesaingnya, sehingga penting bagi perusahaan untuk senantiasa mencari informasi
tentang apa tujuan pemasaran para pesaing, bagaimana kekuatan keuangannya,
bagaimana pesaing memperlakukan para pelanggan mereka, dan bagaimana
kebijakan-kebijakan mereka pada waktu yang lain.
5.
Kebijakan tentang berbagai
upaya pemasaran untuk memenangkan persaingan
Untuk
menentukan kebijakan pemasaran yang mampu memenangkan persaingan, perusahaan
harus melakukan analisa nilai pelanggan untuk mengungkap kekuatan dan kelemahan
perusahaan relatif dibanding pesaing. Sasaran analisa ini adalah untuk
menentukan manfaat yang diinginkan para pelanggan dan bagaimana para pelanggan
merasakan nilai yang ditawarkan pesaing, sehingga dapat ditentukan kebijakan
pemsaran yang tepat.
6.
Membuat rencana penjualan
startegis dan taktis
Dengan
menggunakan informasi dari langkah 1 sampai dengan 5, manajemen membuat rencana
penjualan komprehensif. Penyusunan rencana penjualan yang realistis sangat
memerlukan partisipasi semua tingkatan manajemen.
7.
Menjamin komitmen
manajerial untuk pencapai tujuan rencana penjualan yang menyeluruh
Manajemen
tingkat atas harus memberi komitmen penuh untuk mencapai tujuan penjualan yang
diperinci dalam rencana penjualan yang disetujui. Komitmen ini memerlukan
komunikasi para manajer penjualan tentang tujuan, rencana pemasaran yang
disetujui dan strategi pertanggungjawaban penjualan.
RENCANA
PENJUALAN STRATEGIS DAN TAKTIS
Dalam
rangka mendukung tercapainya laba yang komprehensif maka disusun rencana
penjualan jangka panjang yang bersifat strategis dan jangka pendek yang
bersifat taktis. Secara umum rencana penjualan strategis disusun untuk periode
lima sampai dengan sepuluh tahun, sedangkan rencana penjualan taktis untuk satu
tahun.
Bagan 5.1
Rencana Penjualan Strategis VS
Taktis
Jenis Perencanaan
|
Dimensi
Waktu
|
Penyusun
|
Karakteristik
|
Rencana Penjualan Strategis
|
Jangka
Panjang
(5 – 10 tahun)
|
Manajemen
Puncak
|
v
Menggunakan pengelompokan
produk yang luas (lini produk) dengan pertimbangan terpisah antara produk dan
jasa utama dengan produk & jasa baru.
v
Mencakup analisis mendalam
potensi pasar dimasa datang (dasar utama: perubahan populasi, pertumbuhan
ekonomi, proyeksi industri & tujuan perusahaan.
|
Rencana Penjualan Taktis
|
Jangka Pendek
(1 tahun)
|
Bersama oleh manajemen di semua tingkatan, khususnya oleh Manajer
Pemasaran
|
v
Disusun berdasarkan evaluasi
dan revisi jangka pendek
v
Disusun dengan menunjukan
jenis produk, harga per unit, jumlah penjualan (unit&rupiah), periode
waktu, dan tanggung jawab pemasaran (wilayah pemasaran).
|
4.
POLITIK
HARGA DALAM ANGGARAN PENJUALAN
Masalah
penetapan harga jual per unit produk adalah masalah yang utama dalam penyusunan
anggaran penjualan. Terdapat saling ketergantungan antara kuantitas (volume) penjualan yang diharapkan dengan
tingkat harga yang direncanakan. Karena itu manajemen harus memperhatikan
masalah kebijakan penetapan harga.
Ada
2 (dua) dasar yang berhubungan dengan masalah penentuan harga ini, dalam
hubungannya dengan volume penjualan yakni:
1. Estimasi
terhadap kurva permintaan, yakni bahwa perubahan tingkat harga akan
mengakibatkan perubahan tingkat permintaan.
2. Kurva
biaya per unit, yakni makin tinggi volume produksi maka makin besar biaya yang
ditanggung.
Kadang-kadang
terjadi kesulitan bagi manajer untuk mengambil keputusan seandainya ia
diharuskan memilih salah satu dari 2 kebijaksanaan:
- menaikkan
tingkat harga per unit produk tetapi volume penjualan dalam unit menurun.
- menurunkan
tingkat harga per unit produk tetapi volume penjualan akan meningkat.
Agar
lebih jelas, dapat diambil contoh sebagai berikut: sebuah perusahaan semula mengharapkan
dapat menjual 5000 unit produknya dengan harga Rp. 2 per unit. Biaya-biaya yang
ditanggung adalah Rp. 3000,00 yang bersifat biaya tetap dan Rp. 4000 biaya
variabel. Tetapi akhir-akhir ini diperkirakan bahwa target tersebut tidak dapat
dicapai lagi.
Manajemen
dihadapkan pada 3 alternatif kebijaksanaan yang harus dipilihnya yakni:
a. Mempertahankan
seperti apa yang direncanakan.
b. Menaikkan
harga 10% turunnya volume dengan 10%.
c. Menaikkan
volume 10% dengan menurunkan harga dengan 10%.
Secara
jelas dapat digambarkan sebagai berikut:
Mempertahankan
Rencana
|
Kenaikan Harga 10%
|
Kenaikan Volume 10%
|
|
- Unit
- Harga Unit
|
5000
Rp. 2,00
|
4500
Rp. 2,20
|
5500
Rp. 1,80
|
- Penjualan
|
Rp. 10.000
|
Rp.9.900
|
Rp.9.900
|
- Biaya-biaya
-
Biaya tetap
-
Biaya variabel
|
Rp. 3000
4000
|
Rp. 3000
3600
|
Rp. 3000
4400
|
Total
Biaya
|
Rp. 7.000
|
Rp.6.600
|
Rp. 7.400
|
LABA
|
Rp. 3.000
|
Rp. 3.300
|
Rp. 2.500
|
Meskipun antara alternatif (2) dan alternatif (3)
terdapat kesamaan dalam nilai penjualan (Rp. 9.900) tetapi alternatif (3)
mempunyai beban biaya yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena menaikkan
tingkat penjualan tentu diikuti dengan kenaikan volume produksi. Kenaikan
volume produksi mengakibatkan kenaikan biaya variabelnya. Akibatnya alternatif
(2) mendatangkan laba yang lebih besar. Masalah ini masih sederhana sekali.
Lebih lanjut ada baiknya bila pasar yang dihadapi dibagi lagi menjadi pasar
yang nyata dan pasar potensial. Pasar potensial diharapkan timbul karena adanya
kebijaksanaan+kebijaksanaan baru yang dipilih.
5.
PENGARUH
UPAYA MARKETING TERHADAP VOLUME PENJUALAN
Di dalam kenyataan yang lebih umum terjadi, besarnya
penjualan yang dapat dicapai tidak hanya bergantung pada tingkat harga yang
kita pilih.
Di dalam struktur persaingan yang
sempurna, justru perusahaan tidak mungkin mempengaruhi tingkat harga. Harga
ekuilibriumlah yang akan mampu bertahan lama, karena pada harga ini jumlah yang
ditawarkan akan sama dengan jumlah yang diminta. Pada tingkat harga yang lebih
tinggi dari harga ekuilibrium jumlah penawaran akan melebihi permintaan.
Sebaliknya pada harga yang lebih rendah dari harga ekuilibrium, jumlah yang
diminta akan melebihi penawarannya.
Sebaliknya di dalam struktur
persaingan yang kurang sempurna atau persaingan monopolistis, dan hal ini yang
lebih sering terjadi, para konsumen kurang menguasai informasi pasar yang
diperlukan untuk membuat pilihan yang tepat. Dalam keadaan yang demikian para
produsen dan penjual mencoba mempengaruhi pasaran hasil produksinya melalui
variabel bukan harga, seperti mutu dan kelengkapan produk mereka, syarat
pembayaran, jasa pelayanan yang lain, distribusi yang merata sehingga
mempermudah calon pembeli mencari produk mereka, progam promosi yang intensif
dan sebagainya.
Semua usaha ini membutuhkan biaya.
Oleh karena itu tinggi rendahnya anggaran yang disediakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan ini pada akhirnya yang menentukan tinggi rendahnya penjualan
yang dapat diharapkan.
6.
LANGKAH
DALAM MENYUSUN RENCANA PENJUALAN
Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu
dilakukan meliputi:
1.
Penentuan Dasar-dasar Anggaran
a. Penentuan
relevant variable yang mempengaruhi
penjualan
b. Penentuan
tujuan umum dan khusus yang diinginkan
c. Penentuan
strategi pemasaran yang dipakai
2.
Penyusunan Rencana Penjualan
a. Analisis
Ekonomi, dengan mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek Makro seperti:
-
moneter
-
kependudukan
-
kebijaksanaan-kebijaksanaan
pemerintah di bidang ekonomi
-
teknologi
b.
Melakukan Analisis Industri
c.
Analisa ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan masyarakat menyerah produk sejenis yang dihasilkan oleh
industri.
d.
Melakukan Analisa Prestasi
Penjualan yang Lalu
e.
Analisa ini dilakukan untuk
mengetahui posisi perusahaan pada masalalu. Dengan kata lain untuk mengetahui market share yang dimiliki perusahaan di
masa depan.
f.
Analisa Penentuan Prestasi
Penjualan yang akan datang
g.
Analisa ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan di masa depan, dengan
memperhatikan faktor produksi seperti:
- bahan
mentah
- tenaga
kerja
- kapasitas
produksi
- keadaan
permodalan
h.
Menyusun Forest Penjualan, yaitu meramalkan jumlah penjualan yang diharapkan
dengan anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa yang lalu (Forecasted Sales).
i.
Menentukan jumlah penjualan yang
dianggarkan.
j.
Menghitung rugi/laba yang mungkin
diperoleh (Budgeting Profit).
k.
Mengkomunikasikan rencana penjualan
yang telah disetujui pada pihak lain yang berkepentingan.
Diagram Pendekatan untuk menentukan
omzet penjualan
(Anggaran Pendapatan)
CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN
PERUSAHAAN
Perusahaan teh MAKMUR memproduksi 2 macam teh yaitu
merek JAYA dan GENTA. Pabriknya berlokasi di Yogyakarta. Masing-masing merek di
pasarkan di dua daerah yakni Jawa Barat dan Jawa Timur. Berdasarkan
pertimbangan tertentu perusahaan menetapkan harga yang berbeda bagian
masing-masing daerah. Data yang tesedia adalah sbb:
a. Harga
jual masing-masing merek pada setiap sector adalah:
Merek
|
Jawa
Barat (Rp)
|
Jawa
Timur (Rp)
|
Jaya
Genta
|
325,00
425,00
|
350,00
450,00
|
b. Ramalan
penjualan (kotor) dalam unit untuk tahun 1984 adalah sbb:
Bulan
|
JAYA
|
GENTA
|
||
Jawa Barat
|
Jawa
Timur
|
Jawa
Barat
|
Jawa
Timur
|
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal I
Kuartal
II
Kuartal III
|
2000
2200
2300
6600
7000
5000
|
3000
3400
3400
9000
9900
7000
|
3000
3400
3500
8000
8500
6000
|
4000
4500
4600
10000
10300
8000
|
Berdasarkan data-data di atas susunlah suatu anggaran
penjualan bagian perusahaan tersebut untuk tahun 1984!
Kebetulan pada contoh tersebut tingkat penjualan tahun
1984 berdasarkan hasil forecast
penjualan telah disediakan. Sehingga, pada dasarnya tinggal menuangkan data
tersebut bersama-sama dengan data harga di masing-masing daerah ke dalam
anggaran secara utuh.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
PERUSAHAAN
TEH MAKMUR
Anggaran
Penjualan
1884
Bulan
|
JAYA
|
GENTA
|
Jumlah
Rp
|
||||||||||
Jawa
Barat
|
Jawa
Timur
|
Jawa
Barat
|
Jawa
Timur
|
||||||||||
unit
|
hrg
Rp
|
jumlah
Rp
|
unit
|
Hrg
Rp
|
Jumlah
Rp
|
unit
|
Hrg
Rp
|
Jumlah
Rp
|
unit
|
hrg
|
Jumlah
Rp
|
||
Januari
Februari
Maret
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
|
2000
2200
2300
6600
7000
5000
|
325
|
650.000
715.000
747.500
2145000
2275000
1620000
|
3000
3400
3400
9000
9900
7000
|
350
|
1050000
1190000
1190000
3150000
3465000
2450000
|
3000
3400
3500
8000
8500
6000
|
425
|
1275000
1402500
1487500
3400000
3612500
2550000
|
4000
4500
4600
10000
10300
8000
|
450
|
1800000
2025000
2070000
4500000
4635000
3600000
|
4775000
5332500
5495000
13195000
13987500
10225000
|
25100
|
325
|
8157500
|
55700
|
350
|
2495000
|
32500
|
425
|
13727500
|
41400
|
450
|
18630000
|
53.010000
|
Kesimpulan
Setelah perusahaan selesai menyusun
sasaran strategik, maka langkah berikutnya adalah menentukan target (sasaran)
penjualan produk dan jasa penetapan harga produk dan jasa yang realistik dan
target volume penjualan.
Anggaran
penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun
terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Anggaran penjualan disusun
untuk:
a.
Untuk mengurangi ketidakpastian
tentang pendapatan dimasa datang.
b.
Untuk memasukkan kebijakan dan
keputusan manajemen ke dalam proses perencanaan (misalnya dalam rencana
pemasaran).
c.
Untuk memberikan informasi penting
yang berisi pembentukan elemen lain dari rencana laba yang menyeluruh.
d.
Untuk memudahkan pengendalian
manajemen atas kegiatan penjualan yang dilakukan.
DAFTAR RUJUKAN
Gunawan Adisaputro, Marwan Asri. 2016. Anggaran Perusahaan. Cetakan Kedelapan,
BPFE, Yogyakarta.
Gunawan Adisaputro, Yunita
Anggarini. 2011. Anggaran Bisnis
Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian Laba. Cetakan Kedua, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar