BAB VII
KOMPETENSI INTI DAN STRATEGI BERSAING KEWIRAUSAHAAN
Tujuan Pembelajaran
1.1
Siswa dapat mengetahui definisi dari strategi perusahaan
1.2
Siswa dapat mengetahui strategi bersaing dalam kewirausahaan
1.1 Definisi Strategi
Perusahaan
Menurut Collin Montgomery (1998 : 5), strategi perusahaan adalah
cara-cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi
aktivitas multipemasaran.
Meskipun dalam manajemen perusahaan modern
seperti sekarang ini telah terjadi pergeseran strategi, yaitu dari strategi
memaksimalkan keuntungan pemegang saham (mencari laba perusahaan) menjadi
memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder),
yaitu individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan
perusahaan, seperti karyawan, manajemen, pembeli, masyarakat, pemasok,
distributor dan pemerintah. Akan tetapi, konsep laba tidak bisa dikesampingkan
dan merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk menciptakan manfaat bagi
para pemilik kepentingan.
Salah satu tugas manajemen strategis adalah
menciptakan laba yang bisa dipergunakan sebagai sumber dana untuk investasi dan
meningkatkan manfaat bagi pemilik kepentingan.
Menurut Albert Widjaja (1993), laba
perusahaan masih merupakan tujuan yang kritis bagi perusahaan dan menjadi
ukuran keberhasilan, tetapi bukan tujuan akhir dari suatu perusahaan. Perusahaan bisa memperoleh keuntungan bila :
·
Memiliki keunggulan yang unik
·
Tercipta dari penemuan yang dilakukan para
wirausaha
·
Dihasilkan dari proses kreatif yang dinamis
·
Menciptakan daya saing khusus
Menurut
teori strategi dinamis dari Porter (1991), suatu perusahaan dapat mencapai
keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi, yaitu:
1.
tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi
manajemen (seperti produksi dan pemasaran) harus secara kolektif memperlihatkan
posisi terkuat di pasar.
2.
tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan
berdasarkan kekuatan perusahaan, serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai
dengan perubahan peluang dan ancaman lingkungan eksternal.
3.
perusahaan harus memiliki dan menggali
kompetensi khusus sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan, misalnya
dengan “reputasi merek” dan biaya produksi yang rendah. Bila kompetensi khusus
ini tidak diubah, maka tingkat keuntungan perusahaan bisa menurun.
Oleh sebab itu, menurut Mintzberg (1990)
dalam teori “design school”, perusahaan harus mendesain strategi
perusahaan yang cocok antara peluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan
internal yang memadai dan berpedoman pada pilihan alternatif dari “strategi
besar” (grand strategy), kemudian didukung dengan menumbuhkan
kapabilitas inti yang merupakan kompetensi khusus dari pengelolaan sumber daya
perusahaan.
Gery Hamel dan C.K. Parahalad dalam karyanya
“Competing for The Future” (1994), mengemukakan beberapa definisi
kompetensi inti (core competency) sebagai berikut:
·
Kompetensi inti menggambarkan kemampuan
kepemimpinan dalam serangkaian produk atau jasa.
·
Kompetensi adalah sekumpulan keterampilan dan
teknologi yang dimiliki perusahaan untuk dapat bersaing.
·
Kompetensi inti adalah keterampilan yang
memungkinkan perusahaan memberikan manfaat fundamental kepada pelanggan.
·
Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif
merupakan suatu keunikan bersaing dan memberikan konstribusi terhadap nilai dan
biaya konsumen.
Menurut Mahoney dan Pandian (1992), untuk
menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan krisis eksternal, perusahaan
kecil dapat menggunakan teori “strategi berbasis sumber daya” (resource-based
strategy). Teori ini mengutamakan pengembangan kapabilitas internal yang
unggul, tidak transparan, sukar ditiru oleh pesaing, memberi daya saing jangka
panjang yang melebihi tuntutan pasar saat ini, dan kebal terhadap resesi.
Menurut teori ini, perusahaan dapat meraih
keuntungan melalui penggunaan sumber daya yang lebih baik, yaitu dengan:
·
Pola organisasi dan administrasi yang baik
·
Perpaduan aset fisik berwujud seperti sumber
daya manusia dan alam, serta aset tidak berwujud seperti kebiasaan berfikir
kreatif (Penrose, 1995) dan keterampilan manajerial.
·
Budaya perusahaan
·
Proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas
tuntutan baru.
Baik teori strategi dinamis maupun strategi
berbasis sumber daya kelihatanya sangat relevan bila diterapkan dalam
pembangunan dan pengembangan perusahaan kecil di Indonesia yang dihadapkan pada
persaingan bebas dan krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini.
Menurut Grant (1991) yang dikutip oleh Albert
Wijaya (1994), terdapat beberapa langkah yang dapat digunakan untuk
mengembangkan strategi berbasis sumber daya, diantaranya:
1.
Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sumber
daya. Sumber daya tersebut berupa :
a)
Teknologi
b)
Kapabilitas karyawan
c)
Paten dan merek
d) Kemampuan
keuangan
e)
Kecanggihan pemasaran
f)
Pelayanan pelanggan
Lebih lanjut, sumber daya tersebut
diklasifikasikan menjadi:
a)
Sumber daya finansial
b)
Sumber daya fisik
c)
Sumber daya manusia
d) Sumber
daya teknologi
e)
Sumber daya reputasi organisasi
2. Mengidentifikasikan
dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas. Kapabilitas diartikan sebagai apa
yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui kerja sama tim (bukan perorangan)
untuk mengembangkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas
tersebut mengintegrasikan ide baru, keterampilan, dan pengetahuan lain yang
menjadi kunci berpikir kreatif.
3. Menyortir
dan mengembangkan kapabilitas untuk diterapkan di pasar guna mencapai
keuntungan tinggi secara berkesinambungan yang sulit ditiru atau disaingi. Pada
tahap ini, kapabilitas harus dipelihara dalam hal:
·
Daya tahan, yaitu perlu untuk terus
diperbarui atau dimodifikasi dengan mencari pengetahuan dan ide-ide baru.
·
Tidak boleh transparan, yaitu dengan
mengembangkan kapabilitas yang beragam dan tidak menggantungkan salah satu
sumber kapabilitas sehingga sulit diamati atau direkonstruksi oleh orang lain
4. Memformulasikan strategi
pengembangan sumber daya inti dan kapabilitas seefektif mungkin pada semua
kegiatan manajemen.
1.2 Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan
Dalam konsep strategi pemasaran terdapat
istilah bauran pemasaran (marketing mix) yang dikenal dengan 4P, yaitu:
·
Product (barang dan jasa)
·
Price (harga)
·
Place (tempat)
·
Promotion (promosi)
Dalam kewirausahaan, 4P tersebut ditambahkan
satu P, yaitu Probe (penelitian dan pengembangan) sehingga menjadi 5P.
Dalam riset pemasaran, Probe selalu ditambahkan di awal sehingga urutan bauran
pemasaran menjadi:
·
Probe (penelitian dan pengembangan)
·
Product (barang dan jasa)
·
Price (harga)
·
Place (tempat)
·
Promotion (promosi)
Dalam manajemen strategis yang baru,
Mintzberg mengemukakan 5P yang sama artinya dengan strategi yaitu:
Strategi
adalah Perencanaan
Konsep strategi tidak lepas dari aspek
perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu
tujuan di masa depan. Akan tetapi, tidak selamanya strategi adalah perencanaan
ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang
telah dilakukan sebelumnya.
Strategi
adalah Pola
Starategi adalah pola, yang selanjutnya
disebut sebagai intended strategy, karena belum terlaksana dan
berorientasi ke masa depan, atau disebut juga sebagairealized strategy karena
telah dilakukan oleh perusahaan.
Strategi
adalah Posisi
Artinya memosisikan produk tertentu ke pasar
tertentu yang di tuju. Strategi menurut Mintzberg cenderung melihat ke
bawah, yaitu ke suatu titik bidik dimana produk tertentu bertemu dengan
pelanggan, dan melihat keluar yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan
eksternal.
Strategi
adalah Perspektif
Strategi perspektif cenderung lebih melihat
ke dalam, yaitu ke dalam organisasi, dan ke atas, yaitu melihat visi utama dari
perusahaan.
Strategi
adalah Permainan
Strategi adalah suatu manuver tertentu
untuk memperdaya lawan atau pesaing.
Para
ahli ekonomi mengemukakan beberapa teori yaitu
Ø Teori
Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing
Michael
P. Porter (1997 dan 1998) mengungkapkan beberapa strategi yang dapat digunakan
perusahaan untuk dapat bersaing, yaitu:
·
Persaingan merupakan inti keberhasilan dan
kegagalan. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau kegagalan bergantung pada
keberanian perusahan untuk dapat bersaing. Strategi bersaing dimaksudkan untuk
mempertahankan tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng ketika menghadapi
persaingan.
·
Keunggulan bersaing berkembang dari nilai
yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi pelanggan atau pembeli. Keunggulan
bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi
generik (biaya rendah, diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan
mempertahankan keunggulan bersaing.
·
Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing,
yaitu biaya rendah dan diferensiasi. Semua keunggulan bersaing ini berasal dari
struktur industri. Perusahan yang berhasil dengan strategi biaya rendah
memiliki kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang lebih efisien
dibandingkan pesaing. Sedangkan diferensiasi adalah kemampuan uuntuk
menghasilkan barang dan jasa unik serta memililki nilai lebih (superior
value) bagi pembeli dalam bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan
pelayanan lainnya.
·
Kedua jenis dasar keunggulan bersaing di atas
menghasilkan tiga strategi generik (Porter, 1997: 11-13), yaitu:
·
Biaya rendah
·
Diferensiasi
·
Fokus
Strategi
fokus memiliki dua variabel utama, yaitu:
·
Fokus biaya
·
Fokus diferensiasi
Ø Strategi
The New ‘7-S’s (D’Aveni)
Richard
A. D’Aveni (1994: 253) mengemukakan suatu ide dasar bahwa perusahaan harus
menekankan strategi yang berfokus pada pengembangan kompetensi inti,
pengetahuan, dan keunikan aset tidak berwujud untuk menciptakan keunggulan.
Oleh karena itu, D’Aveni mengajukan tujuh kunci keberhasilan perusahaan
dalam lingkungan persaingan yang sangat dinamis yang dikenal dengan “The
New 7-S’s”.
Konsep “The New 7-S’s” ini meliputi
pokok-pokok dasar sebagai berikut:
·
Superior stakeholder satisfaction
Bertujuan
memberikan kepuasan yang istimewa kepada orang-orang yang berkepentingan
terhadap perusahaan, tidak hanya pemegang saham, namun juga pemasok, karyawan,
manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
·
Soothsaying
Adalah
strategi yang berfokus pada sasaran, artinya perusahaan harus mencari posisi
yang tepat bagi produk dan jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan
·
Positioning for speed
Adalah
strategi dalam memosisikan perusahaan secara cepat di pasar. Perusahaan harus
segera mengomunikasikan produk yang dihasilkannya ke pasar agar segera dikenal
konsumen
·
Positioning for surprise
Adalah
membuat posisi yang mencengangkan melalui barang dan jasa-jasa baru yang lebih
unik dan berbeda serta memberikan nilai tambah baru sehingga konsumen lebih
menyukai barang dan jasa yang diciptakan perusahaan.
·
Shifting the role of the game
Adalah
mengubah pola-pola persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga pesaing
terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda
·
Signaling strategic intent
Adalah
mengutamakan perasaan. Kedekatan dengan para karyawan, relasi, dan
konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk meningkatkan kinerja perusahaan
·
Simultanous and sequential strategic thrusts
Adalah
mengembangkan faktor-faktor pendorong atau penggerak strategi secara simultan
dan berurutan melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi kepuasan
kepada konsumen.
Kunci
utama dari The New 7-S’s adalah menggunakan inisiatif untuk
merebut persaingan. Menurut D Aveni, The New 7-S’s menyangkut
penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda untuk masa yang akan datang. Strategi
ini dimaksudkan untuk membatasi strategi dinamis yang dimilki oleh
pesaing. D’Aveni, mengelompokkanNew 7-S’s di atas menjadi
tiga kelompok yang sangat efektif untuk mengganggu pasar serta meliputi visi,
kemampuan, dan taktik. Kerangka kerja The New 7-S’s berdasar
pada strategi penemuan dan pengembangan keunggulan melalui gangguan pasar,
bukan berdasarkan keunggulan yang berkesinambungan dan keseimbangan yang
sempurna. Tujuan dari The New 7-S’s adalah menciptakan
gangguan melalui penciptaaan keunggulan-keunggulan baru yang berkesinambungan.
Kesimpulan
Menurut Collin Montgomery (1998 : 5), strategi perusahaan adalah
cara-cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi
aktivitas multipemasaran.
konsep
laba tidak bisa dikesampingkan dan merupakan alat yang penting bagi perusahaan
untuk menciptakan manfaat bagi para pemilik kepentingan.
Dalam kewirausahaan, 4P tersebut ditambahkan
satu P, yaitu Probe (penelitian dan pengembangan) sehingga menjadi 5P.
Dalam riset pemasaran, Probe selalu ditambahkan di awal sehingga urutan bauran
pemasaran menjadi:
·
Probe (penelitian dan pengembangan)
·
Product (barang dan jasa)
·
Price (harga)
·
Place (tempat)
·
Promotion (promosi)
Sumber : http://vienakomalasari.blogspot.co.id/2015/06/tugas-6-kompetensi-inti-dan-strategi.html