BAB
III
FUNGSI,
MODEL, DAN PERAN DALAM KEWIRAUSAHAAN
Tujuan Pembelajaran
1.1 Siswa dapat mengetahui profil singkat dari
wirausaha
1.2 Siswa dapat mengetahui fungsi makro dan mikro
wirausaha
1.3 Siswa dapat mengetahui tantangan kewirausahaan
dalam konteks global
1.4 Siswa dapat mengetahui sumber-sumber potensial
peluang
1.5 Siswa dapat mengetahui bekal pengetahuan dan
kompetensi kewirausahaan
1.1 Profil Wirausaha
Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha
dapat dijabarkan sebagai berikut :
a) Kewirausahaan
Rutin (Wirt)
Wirausaha yang melakukan kegiatan
sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan
standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan
perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan
pengalo-kasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang,
pasar, dan teknologi.
b) Kewirausahaan
Arbitase
Wirausaha yang selalu mencari peluang
melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan
kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu
menyerap dana pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah spekulasi dalam
memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
c) Kewirausahaan
Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan
ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja
dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber
pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi
baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber
pembekalan, dan organisasi yang baru.
Sedangkan Zimmerer (1996)
mengelompokkan profil wirausaha sebagai berikut :
a. Part – time entrepreneur
yaitu wirausaha yang hanya setengah waktu melakukan usaha , biasanya sebagai
hobi. Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan.
b. Home – based new ventures
yaitu usaha yang dirintis dari rumah / tempat tinggal.
c. Family – owned business
yaitu usaha yang dilakukan / dimiliki oleh beberapa anggota keluarga secara
turun – temurun.
d. Copreneurs
yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang
wirausaha yang bekerja sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya
bersama-sama.
1.2 Fungsi Makro dan
Mikro Wirausaha
Wirausaha mempunyai dua fungsi, kedua fungsi tersebut
adalah fungsi makro dan fungsi mikro.
·
Fungsi Makro
Secara makro wirausaha berperan sebagai
penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Di amerika
serikat, eropa barat, dan negara-negara di asia, kewirausahaan menjadi
kekuat-an ekonomi negara tertentu, sehingga negaranegara itu menjadi kekuatan
ekonomi dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
inovasi. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam
produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan hasil dari
proses dinamis wirausaha yang dinamis. Bahkan para wirausahalah yang berhasil
menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peranan wirausaha
melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, karena ;
a. Usaha
kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan
usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar
bagi hasil produk-produk industri besar.
b. Usaha
kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya
yang ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal, dan
meningkatkan sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh.
c. Usaha
kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat
pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan, karena jumlahnya tersebar baik
di perkotaan maupun di pedesaan.
·
Fungsi Mikro
Secara mikro peran wirausaha adalah
penanggung risiko dan ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam
cara yang baru dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru.
Dalam melakukan fungsi mikronya menurut marzuki usman (1977) secara umum
wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai
perencana (planner).
·
Innovator Wirausaha
berperan dalam menemukan dan menciptakan ;
·
Produk baru (the new
product)
·
Teknologi baru (the new
technologi)\
·
Ide-ide baru (the new
image)
·
Organisasi usaha baru
(the new organization)
Planner
Wirausaha berperan dalam merancang ;
·
Perencanaan usaha
(corporate plan)
·
Strategi perusahaan
(corporate strategy)
·
Ide-ide dalam perusahaan
(corporate image)
·
Organisasi perusahaan
(corporate organi-zation)
1.3 Tantangan
Kewirausahaan Dalam Konteks Global
Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka
sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara dan bangsa
harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber dayanya, negara-negara yang
unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya
negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber dayanya akan
kalah dalam persaingan dan tidak akan banyak kemajuan yang dicapainya.
Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara yang dapat
memberdayakan sumber daya ekonominya dan dapat memberdayakan sumber daya
manusianya secara nyata. Sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya
manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif. Secara garis besar peranan
wirausaha dalam dunia usaha yang ada di Indonesia adalah sbb :
·
Menciptakan lapangan kerja
·
Mengurangi pengangguran
·
Meningkatkan pendapatan
masyarakat
·
Mengkombinasikan factor –
factor produksi (alam. Tenaga kerja, modal dan keahlian)
·
Meningkatkan
produktivitas
Sebagai contoh, seorang
desainer pakaian tidak akan bekerja sendiri dalam mengembangkan usahanya. Ia
akan membutuhkan orang – orang yang akan membantunya dalam menjalankan
kegiatannya, seperti membuat pola, menjahit, mengerjakan detail pakaian serta
aktivitas lainnya. Artinya , usaha yang dijalankannya akan menyerap banyak
tenaga kerja dan otomatis dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia,
hal ini akan memberikan kontribusi yang baik dalam pengembangan perekonomian di
negara kita
Ide Kewirausahaan Menurut Zimmerer , ide – ide yang
berasal dari wirausahawan dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan
riil dipasar. Ide – ide itu menciptakan nilai potensial dipasar sekaligus
menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai – nilai
potensial (peluang usaha), wirausaha perlumengidentifikasi dan mengevaluasi
semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara:
·
Mengurangi kemungkinan
resiko melalui strategi yang proaktif
·
Menyebarkan resiko pada
aspek yang paling mungkin
·
Mengelola resiko yang
mendatangkan nilai atau manfaat
Ada
tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:
·
Risiko pasar atau pesaing
·
Risiko Finansial
·
Risiko teknik
Menurut Zimmerer, kreativitas sering muncul dalam
bentuk ide- ide untuk menghasilkan produk baru, dimana ide tersebut tidak akan
muncul bila wirausaha tidak melakukan evaluasi dan pengamatan secara terus
menerus. 7 Alternative merubah ide menjadi peluang:
1. Ide
dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara- cara atau metode yang
lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya
2. Ide
dapat dihasilkan dalam bentuk produk atau jasa baru
3. Ide
dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau
modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
1.4 Sumber – sumber
Potensial Peluang
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang
riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara
teurs menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan
suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi produk dan jasa
riil. Adapun langkah untuk penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut :
·
Menciptakan produk baru
dan berbeda
Ketika ide dimunculkan secara riil atau
nyata, misalnya dalam bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa
tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu,
produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya.
·
Mengamati Pintu Peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi
yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,
pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan
keunggulankeunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk
mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan
dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
·
Analisis produk dan proses
produksi secara mendalam
Analisa ini sangat penting untuk menjamin
apakah jumlah dan kulaitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Beberapa
biaya yang di keluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita
keluarkan lebih efisiensi daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
·
Menaksir Biaya Awal,
yaitu biaya awal yang diperlukan oleh
usaha baru. Dari mana sumbernya dan untuk apa digunakan?berapa yang deperlukan
untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?
·
Memperhitungkan risiko
yang mungkin terjadi,
Risiko pesaing adalah kemampuan dan
keseediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko teknik
berhubngan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan
atau menyangkut suatu objek penetu apakah ide secara aktual dapat
idtransformasikan menjadi produk yang siap dipasarkan dengak kapabilitas dan
karakteristiknya. Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat
ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap pengembangan produk maupun dalam
menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produks baru.
Analisa kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strength, weakness,
opportunity, and threath-SWOT) sangat penting dalam menciptakan keberhasilan
perusahaan baru.
1.5 Bekal Pengetahuan dan
Kompetensi Kewirausahaan
Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan
oleh Lambing (2000), kebanyakan responden menjadi wirausaha karena didasari oleh
pengalaman sehingga ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi, untuk
menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengatruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu
sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Karena wirausaha
identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik an manajer, maka
wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung
risiko. Menurut Casson (1992) seorang wirausaha disamping harus memiliki modal
dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat,
kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran, juga
harus memiliki beberapa kemampuan berikut:
·
self
knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha
yang akan dilakukan atau ditekuni.
·
Imagination,
yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan
kesuksesan masa lalu.
·
Practical
knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis,
misalnya pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan
pemasaran.
·
Search
skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan
berimajinasi.
·
Foresight,
yaitu berpandangan jauh kedepan.
·
Computation
skill, yaitu kemampuan berhitung dan
memprediksi keadaan di masa yang akan datang
·
Communication
skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul,
dan berhubungan dengan orang lain.
Sementara itu menurut Dan & Bradstreet Business
Credit Service (1993) ada 10 kompetensi yang harus dimiliki wirausaha yaitu:
·
Knowing
your business: harus mengetahui usaha apa yang
dilakukan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha dan bisnis yang
dilakukan.
·
Knowing
the basic business management: mengetahui
dasar-dasar pengelolaan bisnis
·
Having
the proper attitude: memiliki sikap yang
benar terhadap usaha yang dilakukan
·
Having
adequate capital: memiliki modal yang cukup, baik
materi maupun moril
·
Managing
finaces effectively: memiliki kemampuan
mengatur keuangan secara efektif dan efisien
·
Managing
time effectively: kemampuan mengatur waktu seefisien
mungkin 7. Managing people: kemampuan menerencanakan, mengatur, mengarahkan,
menggerak-kan dan mengendalikan orang-orang dalam perusahaan
·
Satisfaying
customer by providing high quality product:
memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang
bermutu, bermanfaat dan memuaskan
·
Knowing
how to compete: mengetahui cara bersaing.
·
Copying
with regulations and paperwork: membuat pedoman
dan aturan yang jelas Di samping kemampuan dan keterampilan yang harus
dimiliki, seorang wirausaha masih harus memiliki pengalaman yang seimbang
Pentingnya sebagai wirausaha. Contoh nya ada di dalam video ini :
Pentingnya sebagai wirausaha. Contoh nya ada di dalam video ini :
Kesimpulan
Wirausaha memiliki 2 fungsi yaitu fungsi makro dan
fungsi mikro. Secara makro, wirausaha berfungsi sebagai penggerak , pengendali
, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Sedangkan secara mikro , wirausaha
adalah penanggung resiko dalam ketidakpastian, pengombinasi sumber – sumber dan
pencipta nilai tambah.sebagai innovator, wirausaha berperan dalam menciptakan
produk, ide-ide dan organisasi usaha baru. Untuk menjadi wirausaha yang
berhasil seseorang harus memiliki bekal pengetahuan kewirausahaan dan bekal
ketrampilan kewirausahaan.
Bekal pengetahuan kewirausahaan yang terpenting adalah
pengetahuan mengenai bidang usaha yang akan dimasuki, lingkungan usaha,
pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, pengetahuan tentang kepribadian
dan kemampuan diri, pengetahuan tentang manajemen dan bisnis. Sedangkan bekal
ketrampilan yang perlu dimiliki mencangkup ketrampilan konseptual dalam
mengatur strategi dan memperhitungkan resiko, ketrampilan kreatif dalam
menciptakan nilai tambah, ketrampilan dalam memimpin dan mengelola, ketrampilan
berkomunikasi dan berinteraksi, dan ketrampilan teknis bidang usaha.
Sumber
: http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/makalah-kewirausahaan-klompok-2.pdf