BAB II
PROSES KEWIRAUSAHAAN
Tujuan Pembelajaran
1.1
Siswa dapat mengetahui mengetahui peroses awal kewirausahaan
1.2
Siswa dapat mengetahui proses perkembangan kewirausahaan
1.3
Siswa dapat mengetahui proses pertumbuhan kewirausahaan.
1.1 Proses
Awal Kewirausahaan
Seseorang
yang memiliki kemauan berusaha biasanya diawali dengan adanya suatu tantangan.
Ada tantangan, maka ada usaha untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif.
Ada usaha pasti ada tantangan. Bila tidak ada tantangan, tidak akan ada usaha,
yaitu berfikir kreatif dan bertindak inovatif. Sebenarnya, dalam
kehidupan kita, banyak tantangan yang akan dihadapi , ada yang dapat diatasi
atau dicari pemecahannya, ada yang tidak dapat diatasi, bergantung pada kemauan
dan kemampuan seseorang untuk menghadapi dan mengatasi tantangan tersebut.
Kekurangan, ketidaksempurnaan, kesulitan, ketinggalan, ketiadaan kesempatan
(peluang), ketidakpuasan, dan persaingan merupakan tantangan dalam hidup yang
pasti muncul kapan pun dan dimana pun.
Dengan
adanya tantangan tersebut, seseorang akan berpikir kreatif untuk melahirkan
ide-ide, gagasan-gagasan, khayalan-khayalan, dan dorongan untuk berinisiatif.
Khayalan-khayalan (dreams) ini memang penting untuk melahirkan gagasan.
Gagasan, ide, dan dorongan muncul apabila kita berpikir kreatif. Dengan
demikian, bila tidak ada tantangan, kita tidak akan kreatif. Semua tantangan
pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh
sebab itu wirausahawan adalah orang yang berani menghadapi risiko dan menyukai
tantangan.
Pada
hakikatnya manusia berkembang dari pengalaman, belajar dan berpikir. Ide
kreatif dan inovatif wirausahawan kadang kala muncul melalui proses imitasi
(peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan
berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi).
Kemampuan berinovasi wirausahawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang
berasal dari diri pribadi maupun dari lingkungan. Faktor pribadi yang memicu
kewirausahaan adalah dorongan untuk berprestasi, komitmen yang kuat,
nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman yang dimiliki
(terinternalisasi). Inovasi ini akan dipicu oleh faktor pemicu yang berasal
dari lingkungan pada waktu inovasi, yaitu peluang, model peran, dan aktivitas.
Kewirausahaan muncul apabila memiliki motivasi, komitmen (kesungguhan),
nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor-faktor pribadi akan
berkembang bila dipicu oleh lingkungan, seperti peluang, peran, aktivitas,
persaingan, sumber daya, inkubator, kebijakan pemerintah, pesaing, pelanggan,
pemasok (supplier) investor, dan banker lainnya.
Berikut
adalah proses menuju kewirausahaan yang sukses yang diawali dengan tantangan
dan diakhiri dengan keberhasilan.
Pertama, dengan ada
tantangan, seorang wirausahawan akan berpikir kreatif dan berusaha inovatif.
Orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif adalah orang yang produktif.
Oleh sebab itu, orang yang memiliki tantangan selalu berfikir kreatif,
produktif, dan inovatif.
Kedua, dengan ada
tantangan, akan ada usaha dan setiap usaha pasti ada tantangan. Sekali
menemukan tantangan, maka tantangan berikutnya akan tumbuh. Tantangan
merangsang wirausahawan berpikir kreatif dan bangkit, mengkhayal (dreams)
menggagas, mencari jalan keluar dari tantangan. Proses kreatif inilah yang oleh
Zimmerer (1996) didefinisikan sebagai “berpikir sesuatu yang baru (thinking
new things)”. Hasil berpikir (kreatif ) adalah gagasan, khayalan,
imajinasi, dan ide-ide, yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk tindakan
nyata (inovasi), yaitu “melakukan sesuatu yang baru (doing new things)
untuk menghasilkan produk-produk inovatif. Kreativitas dan inovasi dilakukan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dikenal dengan nilai
tambah. Nilai tambah akan menghasilkan daya saing, dan daya saing akan
menghasilkan peluang.
Ketiga, seseorang
berpikir (kreatif) dan bertindak (inovatif) merupakan orang yang produktif.
Orang yang produktif adalah orang yang selalu berpikir dan bertindak untuk
menghasilkan “sesuatu yang baru dan berbeda (somethings new and different).
Sesuatu yang baru dan berbeda tidak lain merupakan nilai tambah. Nilai tambah
memproyeksikan kualitas, dan kualitas memproyeksikan keunggulan. Keunggulan
menghasilkan daya saing. Daya saing merupakan peluang. Dengan demikian, orang
kreatif dan inovatif adalah orang yang produktif untuk menghasilkan sesuatu
yang berbeda, bernilai tambah, unggul, berkualitas, berdaya saing, memiliki
banyak peluang, dan identik dengan kesuksesan.
Bila anda
ingin berwirausaha, pertama yang harus muncul adalah ide. Akan tetapi, ide itu
muncul jika ada tantangan. Bila ide muncul, harus ada kemauan. Untuk menjadi
wirausahawan, ide dan kemauan saja tidak cukup, harus memilik kemampuan
(pengetahuan dan keterampilan). Wirausahawan akan berhasil dan tangguh, bila
ada semangat dan kerja keras. Semangat dan kerja keras inilah modal utama yang
menentukan wirausahawan akan mengalami keberhasilan ataupun kegagalan
berwirausaha. Usaha dan pekerjaan yang tidak ditekuninya tersebut harus
sungguh-sungguh jangan hanya bersifat asal-asalan, sampingan, atau sambilan,
tetapi harus betul-betul ditekuni. Keseriusan dan ketekunan inilah yang disebut
dengan loyalitas, komitmen, dan tanggung jawab.
Ide
berwirausaha juga bisa muncul dari pengalaman. Hasil survei yang dikemukakan
oleh Pegy Lambing (2000: 90) menunjukkan: “hampir setengah (43%) dari responden
menjawab bahwa mereka mendapatkan ide untuk berbisnis berasal dari pengalaman
yang diperoleh ketika mereka bekerja di beberapa perusahaan dan bidang
profesional lainnya. Mereka mulai mengenal cara mengoperasikan usaha dan
cara-cara membuat kontak-kontak jaringan kerja”.
1.2 Proses
Perkembangan Kewirausahaan
Menurut
carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996: 3), proses perkembangan
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu internal dan eksternal, seperti aspek pendidikan,
sosiologi, organisasi, kebudayaan, dan lingkungan (Bygrave, 1996: 3).
Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, inovasi,
implementasi yang dapat membuat seseorang berkembang menjadi wirausahawan besar
(Soeharto Prawirokusumo, 1977: 5). Secara internal, inovasi dipengaruhi oleh
faktor yang berasal dari individu, seperti locus of control, toleransi,
nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sementara itu, faktor yang berasal dari
lingkungan yang mempengaruhi di antaranya model peran, aktivitas, dan peluang.
Oleh karena itu, kewirausahaan berkembang, maju, dan tumbuh melalui proses yang
dipengaruhi oleh lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Menurut Srie
Sulastri (2008), pengembangan kewirausahaan di awali dari proses sebagai
berikut :
·
Proses Inovasi yaitu
faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi, adanya
sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman.
·
Proses Pemicu yaitu
faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan
kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
·
Proses Pelaksanaan yaitu faktor
yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan mental wirausaha
secara total, adanya manager sebagai pelaksana kegiatan, dan adanya visi jauh
kedepan untuk mencapai keberhasilan.
Dalam bagan
tersebut Carol Noore mengemukakan faktor-faktor pemicu kewirausahaan dan model
proses kewirausahaan kedalam empat fase sebagai berikut.
Pertama, Fase
Inovasi. Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya
inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor
individu yang memengaruhi inovasi adalah pencapaian locus of control,
toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman.
Sementara itu, faktor eksternal yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi
inovasi adalah peluang, model peran, dan aktivitas.
Kedua, Fase
kejadian Pemicu. Setelah berinovasi semakin merangsang untuk terus
berproses dan timbulah kejadian pemicu. Kejadian pemicu dipengaruhi oleh faktor
pribadi, sosiologi, dan lingkungan. Faktor pribadi yang mempengaruhi kejadian
pemicu meliputi pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko,
nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, keberanian menghadapi risiko,
ketidakpuasan dan usia.sementara itu, faktor lingkungan yang memicu terdiri
peluang, model peran, aktivitas, persaingan, kebijakan pemerintah. Faktor
sosiologi memicu terdiri atas jaringan, kelompok, orang tua, keluarga.
Ketiga, Fase
Implementasi. Implementasi dipengaruhi oleh faktor pribadi, lingkungan, dan
sosiologi. Faktor pribadi mempengaruhi implementasi terdiri atas visi,
komitmen, manajer, pemimpin, dan wirausahawan. Faktor lingkungan mempengaruhi
implementasi terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor, bankir,
incubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Faktor jaringan mempengaruhi
implementasi meliputi: jaringan, kelompok, orang tua, keluarga, dan model
peran.
Keempat, Fase
pertumbuhan. Implementasi mendorong pertumbuhan. Fase pertumbuhan
dipengaruhi oleh pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor pribadi yang
mempengaruhi pertumbuhan terdiri atas visi, komitmen, manajer pemimpin, dan
kewirausahaan. Faktor organisasi yang mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan
meliputi: kelompok, strategi, struktur, budaya, dan produk. Sementara itu,
faktor yang mempengaruhi yang berasal dari lingkungan terdiri atas: pesaing,
pelanggan, pemasok, investor, dan bankir.
Orang yang
berhasil dalam kewirausahaan adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat
utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan praktis. Jadi, pedoman, pengharapan, dan nilai, baik yang berasal
dari pribadi maupun kelompok, berpengaruh untuk membentuk perilaku
kewirausahaan.
1.3 Proses
Pertumbuhan Kewirausahaan
Proses
pertumbuhan didorong faktor organisasi,yaitu adanya tim yang kompak dalam
menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur dan budaya
organisasi yang baik dan adanya produk yang menjadi unggulan. Secara umum tahap-tahap melakukan
wirausaha terdiri dari :
·
Tahap Memulai
Tahap
ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala
seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat peluang usaha baru yang
mungkin,apakah membuka usaha baru atau melakukan franchising. Juga memilih
usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian,industri atau manufaktur,
maupun produksi atau jasa.
·
Tahap melaksanakan usaha
Tahap
ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM, Kepemilikan, Organisasi,
Kepemimpinan yang meliputi bagaimana pengambilan resiko dan mengambil keputusan
pemasaran dan melakukan evaluasi.
·
Mempertahankan usaha
Tahap
ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk ditindak
lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
·
Mengembangkan usaha
Tahap
dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau mengalami perkembangan
atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang menjadi salah satu pilihan yang
mungkin di ambil.
Kesimpulan
Proses kewirausahaan diawali dengan
suatu aksioma, yaitu adanya tanyangan. Ada tantangan, maka ada usaha (berfikir
kreatif dan inovatif). Jika melakukan usaha, pasti menemukan tantangan.
Sebaliknya, tidak ada tantangan, maka tidak aka nada usaha. Tidak berusaha,
maka akan menemukan tantangan.
Proses perkembangan kewirausahaan
menurut Menurut Srie Sulastri (2008), pengembangan kewirausahaan di awali dari
proses sebagai berikut :
·
Proses Inovasi
·
Proses Pemicu
·
Proses Pelaksanaan
·
Proses perkembangan kewirausahaan
didorong faktor
Sumber : http://noorjannahgambir.blogspot.co.id/2015/06/proses-kewirausahaan_12.html